Ditulis oleh: Mujiyem
“Adik dijual saja, Ma!” teriak Iza pada ibunya.
“Kenapa?” tanya ibunya.
“Aku tidak mau punya adik, pokoknya aku tidak punya adik!”
Ibu Iza bergegas menghampiri Iza dan mendudukkan Iza di pangkuannya.
“Kamu sudah besar sedangkan adik masih kecil dan belum bisa jalan, makan disuapi, minum juga menyusu pada Mama. Dulu kamu waktu kecil juga seperti itu. Dia itu adikmu yang harus disayang, sama seperti Mama menyayangi kamu. Mama menyayangi kamu dan adikmu karena semuanya anak Mama, begitu ya, Sayang?”
Iza tampak terdiam. Ibunya mengelus kepala Iza.
“Kamu boleh lho membantu mengambilkan bajunya, memberi mainan pada adik, itu namanya sudah sayang adik, maukan sayang sama adik?”
“Iya Ma, Iza sebenarnya sayang sama adik. Iza hanya ingin mama tidak melupakan Iza karena seringnya mengurusi adik.”
Ibu Iza agak sedih karena ada anaknya yang cemburu dengan kehadiran adiknya.
“Baiklah Iza, Mama sayang semua.” ***